Penyebab Karyawan Probation Rentan Gagal : Kurangnya Grit & Growth Mindset

Probation adalah masa percobaan yang digunakan perusahaan untuk menilai performa karyawan barunya sebelum nantinya akan diputuskan untuk diangkat sebagai karyawan tetap atau diterminasi. Tidak sedikit karyawan baru yang mengalami kegagalan di masa probation, beberapa sumber menyebutkan faktor kegagalan ini dipengaruhi oleh kecocokan antara karyawan dan atasan serta faktor pribadi atau sikap dari karyawan itu sendiri. Di samping itu, sebuah data dari Godiman Partners (2015) menyebutkan 5 problem mental skills yang menjadi penyebab mengapa karyawan baru gagal menjalani tugas di perusahaan, diantaranya

1. Minim improvisasi 26%
2. Kecerdasan emosional yang rendah 23%
3. Motivasi yang rendah 17%
4. Tempramental 15%
5. Kompetensi teknis yang kurang 11%

‍

Data ini membuktikan bahwa kegagalan karyawan baru tidak melulu disebabkan kurangnya kemampuan teknis dalam mengoperasikan tools atau menjalankan pekerjaan teknis lainnya. Namun penyebab utama kegagalan karyawan baru adalah minimnya improvisasi dalam melakukan pekerjaan. Karyawan baru cenderung takut untuk bereksperimen dengan cara baru atau hanya melanjutkan cara yang sudah terbukti sebelumnya. Mindset ini tidak dapat dibiasakan terlebih dalam era perusahaan digital masa kini yang membutuhkan inovasi dalam setiap produknya.

‍

Menariknya, data dari Godiman Partners ini tidak banyak berubah sejak tahun 2005. Problem mental skills tidak hanya terbatas pada data yang di atas, melainkan juga kemampuan manusia untuk berpikir tepat dan mengambil keputusan dalam tekanan. Mental skills didasarkan pada motivasi, kepercayaan diri, konsentrasi, dan pengendalian emosi. Sehingga penting bagi karyawan baru maupun fresh graduate untuk melatih mental skills ini sebelum masuk ke dunia profesional.

‍

Kabar baiknya mental skills ini bisa didukung oleh perusahaan

Yap! Perusahaan dapat menumbuhkan mental skills karyawannya terlebih dalam proses on boarding untuk diimplementasikan dalam tugas sehari-hari.

Perusahaan dapat menanamkan Grit dan Growth Mindset pada karyawan baru untuk memicu mereka dalam menunjukan performa terbaiknya. Sehingga kemungkinan untuk munculnya sikap minim improvisasi, kecerdasan emosional yang rendah, dan lain sebagainya akan berkurang.

Grit atau ketekunan adalah gabungan antara hasrat (kesadaran secara mendalam tentang apa yang kita inginkan) dan daya-juang (kerja keras dan sikap pantang menyerah) untuk mencapai tujuan jangka panjang. Grit adalah usaha untuk terus berupaya mencapai apa yang kita inginkan dengan konsistensi dan ketabahan, seperti memiliki kompas batin yang membantu memandu seluruh keputusan dan aksi kita. Konsep ini diformulasikan dalam buku berjudul Grit oleh Angela Duckworth, seorang psikolog, akademisi, sekaligus penulis buku ternama.

Sedangkan Growth Mindset adalah kepercayaan bahwa kemampuan paling dasar bisa dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras, karena kepintaran dan talenta hanya permulaan atau modal awal. Growth mindset menciptakan kecintaan untuk belajar dan ketangguhan sebagai esensi untuk menggapai pencapaian yang hebat. Konsep ini dipopulerkan oleh Carol Dweck, seorang Profesor Psikolog di Universitas Stanford. 

‍

Bagaimana cara mempraktekan konsep Grit dan Growth Mindset?

Konsep Grit dan Growth Mindset tidak hanya dipahami sebagai konsep atau teori semata, perusahaan dapat benar-benar menanamkan mindset ini pada karyawan dengan melatih kemampuan-kemampuan sederhana di bawah ini. 

Niscaya, kemampuan tersebut akan membentuk pola pikir yang mengarah pada Grit & Growth Mindset. Sehingga kegagalan karyawan baru pada masa probation khususnya, dapat diminimalisir.

‍Download Whitepaper Binar Academy disini untuk melatih Grit & Growth Mindset karyawan anda!